Selalu ada harapan bagi mereka yang berdoa. Dan selalu ada jalan bagi mereka yang berusaha

Rabu, 08 Februari 2012

Hidupkanlah Hidup Selagi Hidup

Sebelum banyak kata yang dituangkan, hanya sekedar ingin mengajak meluangkan sejenak waktu dan pikiran guna mempersiapkan satu jawaban atas sebuah pertanyaan "apakah sebanarnya tujuan hidup kita?" Cobalah kita luangkan waktu sejenak untuk kita merenungkan dan mendapatkan jawaban, yang mungkin selama ini sering terlupakan dan bahkan tak pernah terbesit dalam hati kita sekalian. Mungkin dalam hal ini, kita yakin banyak sekali beragam jawaban dari pertanyaan tersebut, mungkin ada sebagian dari sahabat-sahabat kita yang mengatakan bahwa tujuan hidup adalah mempelajari dan menemukan arti kehidupan, berbagi kasih sayang, menjadi pejabat, mendapatkan karir yang gemilang, memajukan peradaban manusia dan teknologi, atau mencari kebebasan, kebahagian, kemenangan, kekayaan, cinta dan masih banyak lagi ragam lainnya. Tak bisa dipungkiri itulah rata-rata hampir seluruh dari  jawaban yang  dapat kita temui dari sahabat-sahabat kita adalah sifatnya duniawi.

Padahal jika kita telaah kembali darimana asal mula kita, dan kita menyadari bahwa kita adalah ciptaan Yang Maha Kuasa, tentu tidak layak jika tujuan hidup kita hanya bertumpu pada hal duniawi saja. Sebagai seorang yang beragama tujuan hidup kita yang sebenarnya bukanlah semata- mata hanya harta kekayaan dan kesuksesan dunia saja, akan tetapi tujuan hidup kita yang sebenarnya adalah mencapai ridho-Nya dan sudah pasti tentunya pun mencari kebahagiaan dunia dan akhirat. Karena sebagai makhluk hidup yang berfungsi sebagai khalifah atau pemimpin di muka bumi ini, kita memiliki tugas untuk beribadah dan tunduk kepada Tuhan. Sehingga sudah semestinya jika segala gerak langkah dan tujuan kita adalah hanya berharap kepada-Nya, dan menjadikan setiap tindakan kita adalah ibadah. Kekayaan dan kesuksesan yang ada, dijadikan jembatan untuk menuju jalan keridhoan-Nya.

Akan tetapi, sekarang ini dapat kita lihat tak sedikit orang yang melupakan hakikatnya sebagai hamba ciptaan Tuhan, sehingga membuat mereka lalai bahkan tak jarang menjadi kufur dunia. Dunia dijadikan tujuan hidup utamanya, harta dan tahta dijadikan tolak ukur sebagai kebahagian dan kesuksesannya. Sehingga dirinya diperbudak dunia oleh segala gemerlapnya. Dan melupakan tugasnya sebagai makhluk Tuhannya. Mengabaikan perintah-Nya, bahkan tak segan-segan meninggalkan kewajibannya sebagai sorang hamba-NYA. Sungguh ironis, bahkan terkadang untuk mendapatkan kesenangan mereka tak memperdulikan larangan Tuhan...berbagai macam cara mereka lakukan!! Semoga kita, dan anda sekalian tidak termasuk ke dalam golongan yang demikian.

Ketahuilah sesungguhnya waktu yang tersedia untuk kita di dunia ini sangatlah pendek, dan janganlah kita habiskan waktu yang ada hanya untuk mencari jawaban yang tidak jelas atas keberadaannya. Karena jika tujuan tersebut dicari tanpa adanya pemandu yang jelas, maka kita tidak akan pernah mendapatkan jawabannya. Yang ada hanyalah kegamangan dalam menentukannya dan semakin membingungkan. Hanya dengan tuntunan agamalah, kita bisa menentukan jawaban dari segala permasalahan dan tujuan hidup kita. Dan hanya dengan jalan yang benarlah maka kita bisa bersandar pada kesuksesan dan kebahagian hidup.

Bagaimana kita menghidupkan hari-hari kita, menghiasinya dengan keimanan seperti yang diperintahkan Tuhan kepada umat-Nya. Sungguh kasihan orang-orang yang kurang iman dan ilmunya, karena hari demi hari yang dilaluinya selama di dunia hanyalah kesengsaran dan ketakutan semata. Ketika diberi ujian, hatinya akan penuh dengan kegamangan, dan ketika diberi kegagalan, jiwanya menangis karena keputus asaan. Namun, tidak terhadap orang-orang yang dapat menghidupkan hidupnya dengan keimanan. Ketika diberi ujian, keimanan dalam hatinya semakin kuat, dan ketika diberi kegagalan, jiwanya semakin bersemangat untuk mencari jalan keluar. Karena keimanan yang telah tertanam dalam kehidupannya, hidupnya menjadi lebih tentram dan segala kesulitannya dijadikan jalan untuk memperoleh keberkahan dan kebaikan.

Jangan sampai hidup ini terlempar, hanya karena sebuah kelakar. Karena kehidupan ini hanyalah sebentar, maka hidupkanlah hidup selagi engkau masih diberi kesempatan hidup. Dimana kemurahan Tuhan masih terbentang luas untuk seluruh jalan, selagi  Tuhan masih bersedia membimbing kalian. Renungkanlah jalan yang ada di hadapan, bisakah ia kelak membawa pada ketenangan dan kebahagian dihati kalian. Sungguh, kegalauan dan kegelisahan itu hanyalah usaha setan untuk meruntuhkan segala bentuk keimanan kalian. Tetaplah bertahan, walaupun harus berada di persimpangan jalan. Jangan biarkan kelalaian terus berakar, bangunlah jiwa yang hampir terlempar agar diri tak terdampar.

Kamis, 02 Februari 2012

Sikapi dan Pelajarilah Kegagalan

Adakah diantara kita yang tak pernah merasakan kegagalan? Saya yakin di dunia ini tidak ada satu manusia pun yang tidak pernah mendapatkan ujian yang berbuah kegagalan. Kita semua pasti pernah merasakan ujian yang dinamakan kegagalan, anda, orang lain, bahkan termasuk saya sendiri. Apapun itu jenisnya, kita pasti pernah menemui aral dalam kehidupan. Kegagalan dalam bisnis, karier, ekademis, atau dalam masalah kehidupan lainnya. Lantas apa yang kita lakukan ketika ujian itu berbuah kegagalan? Meratapi, menyesali, atau bahkan menangisinya? Jika itu yang kita lakukan, apakah semuanya memberikan jalan keluar? Apakah semuanya membawa pada ketenangan dan kemenangan? Saya yakin tentu saja jawabannya tidak. Lantas jika demikian, mengapa kita menjadi lemah hanya karena sebuah kegagalan? Dan untuk apa kita menangisinya…!!

Bukankah semuanya sudah diatur oleh Allah Yang Maha Mengtahui. Bahkan Nabiyullah Muhammad seorang kekasih Allah sekalipun tak luput dari ujian. Berapa banyak rintangan yang dilaluinya untuk mencapai kesuksesan dakwahnya demi kejayaan islam. Kita semua tahu bagaimana Allah telah mengujinya, berapa banyak orang yang mencemo’ohnya dan ingin menghancurkan jalan dakwahnya, dan bagaimana Rasulullah menghadapi masa-masa sulit di atas ujian-Nya. Tentunya kita bisa banyak belajar dari kehidupan dan kesabaran yang Rosulullah ajarkan. Apa yang kita hadapi sekarang tentu tidaklah sebanding dengan ujian Beliau.

Ketika kegagalan menghampiri, maka janganlah pernah kita merasa bahwa usaha yang sudah kita lakukan adalah sia-sia dan tak ada gunanya, apalagi jika sebuah kegagalan itu sampai menbuat kita putus asa. Ingatlah bahwa kegagalan bukanlah pecahan kaca yang bisa menghalangi jalan kita, bukan pula musuh yang bisa menghambat kesuksesan kita. Kegagalan itu bukan sesuatu yang mengerikan seperti duri yang menancap di kaki kita, bukan pula seperti malaikat izroil yang bisa menghentikan perjalanan kita kapan saja. Jangan pernah mengalah pada kegagalan, apalagi sampai kalah.

Menangis dan bersedih ketika mengalami ujian dan kegagalan adalah suatu hal yang wajar, dan Allah pun tidak melarang kita untuk menangis sepanjang tangisan itu tidak berlebihan. Saya yakin dari sekian banyak manusia tentu tidak ada yang tidak pernah bersedih ketika berjumpa dengan ujian, dan tidak ada yang tidak pernah kecewa jika usahanya berbuah kegagalan. Akan tetapi saya juga yakin,  sahabat-sahabat sekalian adalah orang yang tegar dan pintar dalam menghadapi ujian dan menyikapi kegagalan. Ada baiknya jika kita tetap berlapang dada dan mengikhlaskan apapun yang Allah berikan, bersyukur atas semua anugerah yang Allah berikan. Karena sabar adalah yang terbaik bagi kalian.

Kegagalan hanyalah bagian kecil dari ujian yang Allah berikan, yang tak seharusnya kita menangisinya secara berlebihan karena kegagalan yang ada bukanlah akhir dari perjalanan. Sikapilah kegagalan itu dengan wajar, melawannya dengan rasa optimis dan senyuman, dan tetaplah bersemangat dan katakanlah “bahwa kegagalan hari ini bukanlah arti yang sebenarnya, kegagalan ini kelak yang akan membawaku pada kesuksesan. Kegagalan ini tidak akan menghentikanku dalam melangkah, kegagalan ini tidak akan membuatku kalah apalagi mengalah karena aku yakin kelak suatu saat kegagalan ini pasti yang mengalah”.

Kemudian pelajarilah kegagalan. Dengan mempelajari kegagalan, kita akan mengetahui kesalahan dan berencana melakukan langkah baru dengan sikap antisipasi terhadap kegagalan secara lebih baik. Bersedialah untuk melakukan kritik terhadap diri sendiri dan tidak menimpakan kesalahan kepada orang lain. Sikapilah kegagalan sebagai jalan menuju kebaikan. Segeralah melakukan perbaikan dan jangan pernah menyalahkan nasib dan menyalahkan takdir yang telah terjadi atas kegagalan yang ada, kita harus berusaha agar keberuntungan Allah berpihak kepada kita. Dan ambil lah jalan alternatif lain yang positif. Sebagaimana yang dikatakan oleh Tsabit Ibnu Zuhair,
 “Jika seseorang tidak berusaha padahal nasibnya telah mengharuskannya berusaha, dia telah menyia-nyiakan nasibnya itu dan akan ditinggalkan. Namun orang yang bertekad baja tidak pernah menyerah pada ujian, akan selalu melihat masalah dengan mata terbuka. Dia adalah penebus zaman, yang selalu bergerak jika ditutup satu pintu  maka ia akan menerobos pintu yang lain”.

Karena manusia tidak akan pernah memahami arti sakit, jika kita tidak pernah merasakan sakit. Manusia tidak akan pernah memahami arti perjuangan, jika kita tidak pernah mearasakan pertempuran. Dan kitapun tidak akan pernah memahami arti kegagalan, jika kita tidak pernah mengalami kegagalan. Karena rasa sakit, pertempuran, dan kegagalan itulah yang akan memberi pelajaran pada kita dan merupakan pencegahan, serta benteng yang akan mendidik kita untuk lebih sabar dan tahan uji.