Siapapun yang hidup pasti menginginkan
kemenangan. Siapapun pasti menginginkan kesuksesan. Namun, tahukah kalian bagaimana
jalannya menuju kemenangan itu? Untuk meraih sebuah kemenangan itu tidak seindah yang dibayangkan.
Meraih kemenangan itu tak semudah seperti kita membalikkan kedua belah telapak
tangan. Semua itu butuh perjuangan, pengorbanan, keringat, dan bahkan terkadang
butuh airmata. Untuk meraih segala impian kita, butuh mental dan jiwa yang tangguh sebagai pemenang,
yaitu memiliki jiwa pantang menyerah. Sekalipun jalan itu sulit kita tidak
mudah menyerah, sekalipun badan terasa sakit kita tidak pernah putus asa dan marah.
Sebagai seorang yang memiliki jiwa sang pemenang, tentunya kita tidak akan
mudah patah hanya karena satu arah yang telah ditetapkan oleh Tuhan untuk
kehidupan. Seorang yang memilliki mental
dan jiwa pemenang, dia tidak akan fokus hanya pada masalah dan kesulitan yang ia
hadapi, akan tetapi ia akan berfokus pada sebuah solusi. Ia tidak peduli bagaimana
kondisi yang menimpanya saat ini, yang terpenting baginya adalah memikirkan cara
yang dapat mendatangkan sebuah solusi untuknya agar dapat keluar dari segala
kesulitan yang ada. Dan menghantarkannya pada kemenangan yang sebenarnya. Karena
baginya, tidak ada pahlawan terbaik untuk dirinya selain dirinya sendiri.
Seorang yang memiliki jiwa sang
pemenang, sangat menyadari bahwa kemenangan adalah sesuatu hal yang haruslah
diperjuangkan. Sesuatu yang harus diperjuangkan dengan penuh kesungguhan, tidak
pernah ada kata berhenti sebelum ia sampai pada akhir garis finish yang
ditentukan. Dan inilah yang dilakukan oleh seorang atlet asal AS dari cabang
lari 400 m bernama Derek Redmond. Pada tahun 1992 Derek Redmond berhasil masuk ke
babak semifinal Olimpiade Barcelona dan berhasil menyelesaikan perlombaan dengan
semangat yang luar biasa. Tapi tahukah anda, bagaimana perjuangan Derek dalam
menyelesaikan perlombaannya tersebut? Sungguh, Derek menyelesaikan bukan tanpa
ada sedikitpun rintangan dan peristiwa yang menyulitkan bagi dirinya. Dalam menyelasaikan
perlombaannya, Derek harus mengalami peristiwa legendaries yang luar biasa yang
bisa diambil pelajarannya bagi kita semua.
Pada saat Derek tampil bersama tujuh
pelari lainnya, dengan nomor dada 749 Derek berada di lintasan nomor 3 lintasan
yang biasanya untuk para pelari unggulan dan calon juara. Start pun dimulai, para atlet pun berlari
sekencang-kencangnya, detik demi detik pun berjalan namun belum juga tampak
siapa yang akan menjadi juara. Tetapi,
tiba-tiba pada saat menempug jarah 150 km, tiba-tiba Derek merasakan sakit yang
luar biasa pada kakinya seperti terbakar. Ia berlari terpincang-pincang sambil
sesekali merunduk memegang paha kanan bagian belakangnya yang pada saat itu
cidera. Dan ia sempat terdiam di tempat, sedangkan peserta lainnya sudah jauh
pergi meninggalkannya. Beberapa saat ia masih merunduk merasakan rasa sakitnya,
tiga orang official masuk lintasan untuk menolongnya. Tapi kemudian Derek tetap
melanjutkan perjuangannya, ia kembali berdiri dan berlari berjingkat-jingkat
untuk menyelesaikan perlombaan. Kaki kanannya sulit dijejakkan, tapi ia terus
berusaha berlari nyaris hanya dengan satu kaki. Ia tidak ingin menyerah, dan
bertekad ia harus menyelesaikannya. Dengan langkah yang tidak sempurna dan
menahan sakit yang luar biasa, Derek terus berusaha untuk melanjutkan lomba.
Melihat perjuangan Derek, tiba-tiba
seorang pria menerobos petugas keamanan dan lari mendekati Derek dan
merangkulnya. Lalu Derekpun menangis sejadinya dan memluk pria tersebut, yang
ternyata adalah ayahnya. Kemudian
ayahnya membimbing Derek sambil berkata, “Kamu sebenarnya tidak perlu melakukan
hal seperti ini,”. Namun apa jawaban Derek, “Ya, saya perlu dan saya harus menyelesaikannya”, balasnya. Kemudian
ayahnya mengatakan, “Ya kalau begitu, mari kita selesaikan perlombaan ini
bersama”. Dan bersama-sama dengan
ayahnya, Derek melanjutkan perlombaan dengan menggantungkan tangannya ke pundak
sang ayah sambil terus berjalan berjingkat-jingkat dengan wajah kesakitan
karena tidak mampu menahan rasa sakit karena cidera otot pahanya yang semakin
parah. Namun ketika jaraj tinggal sedikit lagi untuk mencapai garis finish,
sang ayah melepaskannya dan membiarkan Derek untuk menyelesaikan lomba tersebut
dengan melewati garis finish. Di saat Derek menyelesaikan lomba tersebut
dengan melewati garis finis, lebih dari
65.000 penonton berdiri dan memberikan tepuk tangan yang meriah untuk Derek. Dan
kejadian itu sangat menginspirasi dunia.
Begitulah sekilas kisah singkat perjuangan
Derek, yang sempat menguras airmata saya pada saat membacanya. Ia tidak peduli dengan
kalah ataupun menang, tetapi dia hanya ingin menyelesaikan perlombaan. Karena
kalaupun ia ingin, bisa saja ia menyerah
dengan mudahnya. Tapi itu tidak ia lakukan. Kenapa?? Karena ia memiliki mental dan
jiwa sang pemenang. Derek pada saat perlombaan memang kalah, dan tertinggal
jauh dari yang lainnya. Akan tetapi, Derek berhasil menjadi juara bagi dirinya
sendiri dan menjadi juara di hati setiap orang yang melihat kegigihannya dalam
berjuang dan tidak mudah menyerah. Dan inilah yang paling penting. Di dunia ini
tidak ada satu orangpun yang menginginkan kegagalan. Tetapi kita haruslah
mengingat bahwa semua apa yang kita ikhtiarkan, tidak semuanya selalu berjalan
sesuai dengan apa yang telah kita
rencanakan. Namun, itu semua bukan berarti sebuah kegagalan yang luar biasa
bagi kehidupan. Tahukah kalian, bahwa sebenarnya di saat kita memilih untuk
bangkit dan terus berjuang…sebenarnya kita tidak gagal. Karena kegagalan hanya
dimiliki oleh orang-orang yang tidak memiliki mental jiwa sang pemenang.
Sebab kemenangan bukan hanya ketika
berhasil mencapai prestasi yang baik dan membanggakan, kemenangan bukan hanya
pada saat kita bisa menggapai semua apa yang kita inginkan. Akan tetapi,
kemenangan adalah pada saat dimana kita dapat melawan suatu kegagalan dan kita
mampu bangkit dari keadaan yang sulit dan meyedihkan.