Selalu ada harapan bagi mereka yang berdoa. Dan selalu ada jalan bagi mereka yang berusaha

Jumat, 08 Februari 2013

SATU MENIT



Satu menit???

Sepertinya tak bermakna, mungkin karena tak berasa. Lewat begitu saja. Hanya enam puluh ketukan itu bernilai satu detik. Benar-benar tak terasa, hingga akhirnya tak dimaknai. Seringkali kumpulan menit itu kita perlakukan seperti air, mengalir begitu saja. Tanpa kita berikan arah, tanpa kita tetapkan tempat terakhir. Mengalir, mengalir, dan mengalir…..tak dihiraukan atau bahkan sering dilupakan. Seringkali himpunan menit itu kita perlakukan seperti gelas, kita isi dan nikmati, tanpa kita sadari khasiat dari gelas itu sendiri. Yang penting lezat, segar dan mengusir rasa haus kita.

Padahal satu menit, enam puluh ketukan itu bisa membawa kita kepada dua pilihan tempat terakhir. Keindahan atau kepedihan. Karena enam puluh ketukan itu ternyata bernilai, sangat bernilai dimata Sang Pemilik Waktu, Sang Maha Penghenti Waktu. Karena satu menit itu tak pernah luput dari penglihatan dan pengawasan Sang Maha Bijak, Sang Maha Pemberi Ganjaran. Karena satu menit itu memiliki arti bagi-Nya, atas keputusan yang ditetapkan untuk kita. Dia akan menghargai satu menit yang dimiliki dalam hidup ini dengan berlipat penghargaan yang tak terbayangkan oleh kita. Karena Dia-lah sebaik-baiknya pemberi penghargaan bagi manusia yang tak pernah lelah mencarui perhatian-Nya. Satu menit saja, tak lebih, dapat bermakna, jika kita mau. Satu menit saja, hanya satu menit, dapat bernilai, jika kita tahu. Karena-Nya satu menit itu tak layak kita buang.

Dalam satu menit, kita bisa melakukan banyak kebaikan dan kebahagiaan. Dalam satu menit kita bisa mendendangkan al-fatihah dengan penuh cinta sebanyak tiga kali. Hanya itga kali memang, tapi menurut orang-orang bijak, dengan menbaca al-fatihah satu kali saja, Allah membarikan 600 kebaikan. Dalam satu menit, kita dapat membisikkan surat al-ikhlas dua puluh kali, tak perlu bersuara, hanya berbisik atau dalam hati saja. Allah menilai bisikan penuh makna itu sama seperti kita membaca sepertiga kitab-Nya (Al-qur’an).

Dalam enam puluh ketukan itu, kita bisa menbaca sedikit saja ayat-ayat dari kalimat-Nya yang dirangkai dalam al-qur’an. Dalam satu menit itu, kita bisa mencoba menghafal ayat-ayat-Nya untuk senantiasa mengingat-Nya dan mengiringi langka-langkah kita.

Dalam satu menit, kita bisa mengatur dzikir, laa ilaaha illallaah wahdahu laa sharikalah, lahul mulk wa lahul hamd wa huwa ‘ala kulli shay’in qodiir. Dalam satu menit, kita bisa mengirimkan puji susbhanallah wa bi hamdihi subhaanallaahil aziim sebanyak lima puluh kali. Allah mencintai manusia yang mengucapkan dua kata ini dari bibirnya, demikian yang tertulis dalam hadist riwayat Bukhari Muslim. Rasul berkata, “Saat aku mengucapkan Subhanallah, wal hamdu lillah wa laa ilaaha illallaah wa allaahu akbar (Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar), maka cinta-Nya berhamburan untukku. (HR. Muslim).

Dalam satu menit, kita dapat mengucapkan kata tersebut sebanyak delapan belas kali. Karena kata-kata itu senantiasa dicintai-Nya, kata-kata terbaik penuh dengan makna. Dalam satu menit, kita bisa menyatakan Tidak ada kekuatan dan kekuasaan selain milik-Nya, Laa hawla wa laa quwwata illa billaah. Kata-kata itu adalah satu dari kekayaan dari surga, seperti yang tercantum dalam hadist yang diriwayatkan Bukhari-Muslim. Kata-kata ini membuat Allah mengangkat kesulitan yang ada dan membantu kita meraih yang kita inginkan. Dalam satu menit, kita bisa menegaskan kembali pernyataan kita terdahulu, sebelum kita lahir ke dunia ini, Laa ilaaha illaallaah sebanyak lima puluh kali. Ini adalah kata-kata terbesar miliki-Nya. Karena dengan memaknai kata-kata ini dalam hati, sudah cukup bukti bahwa kita mengakui keberadaan-Nya. Dalm enam puluh ketukan kita bisa membaca Subhanallah wa bi hamdihih,’adada khalqihi, wa ridaa nafsihi, wazinata ‘arshihi, wamidaada kalimaatihi (Maha suci Allah, sebanyak apa yang dicitakan-Nya, sebanyak keridhoan-Nya, seberat Arasy-Nya, dan sebanyak tinta kata kata-Nya).

Dalam satu menit, kita dapat memohon ampunan-Nya dengsn membaca Astagfirullah sebanyak seratus kali. Dengan kesadaran penuhnya atas berjuta dosa yang kita lakukan. Dalam satu menit, kita dapat mengirimkan doa utnuk junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw dengan mengucapkan Sallallaahu alaihi wa sallam (semoga Allah memberkati dan memberinya kedamaian). Dengan doa itu Allah akan memberi lima ratus kebaikan.

Dalam satu menit, kita bisa motivasi hati kita dengan menghaturkan terima kasih pada-Nya, mencintai-Nya, hanya berharap pada-Nya, takut atas-Nya, dan tetap melanjutkan hidup hanya karena-Nya. Ini bisa kita lakukan saat kita merebahkan tubuh kita untuk beristirahat atau mungkin saat kita berjalan menuju suatu tempat.

Dalam satu menit, kita bisa membaca lebih dari dua halaman dari buku yang bermanfaat bagi kita, dan membuat kita lebih memaknai hidup. Dalam satu menit, kita bisa mencurahkan kerinduan, berbincang dengan teman lama yang terikat karena cinta Allah.  Dalam satu menit, kita bisa menengadahkan tangan dan memanjatkan doa atas apa yang kita harapkan bagi diri kita. Dalam satu menit, kita bisa mengucapkan salam, mendoakan orang lain atas keselamatan-Nya. Dalam satu menit, kita bisa sedikit merenung, mengusir bisikan setan yang senantiasa tak pernah bosan menggangu kita untuk berpaling dari-Nya.

Dalam satu menit, kita bisa menikamati sesuatu dengan penuh rasa syukur, bahwa kita masih punya waktu menikamtinya. Dalam satu menit, kita bisa memberikan kata-kata berharga bagi saudara kita, sekedar saling mengingatkan kearifannnya, menunaikan haknya untuk selalu di ingatkan. Dalam satu menit, kita bisa membuang sesuatu yang berbahaya di tengah jalan. Hanya satu menit, dan semoga berarti bagi-Nya.