Selalu ada harapan bagi mereka yang berdoa. Dan selalu ada jalan bagi mereka yang berusaha

Kamis, 20 Juni 2013

Enterpreuner Berdoa


Pernahkah saudara mendengar sebuah hadist bagaimana cara melantunkan sebuah doa versi tiga orang yang terkurung dalam sebuah gua, saya ingin ceritakan kembali versi singkatnya.

Rasulullah pernah mengabarkan mengenai kisah tiga orang yang terjebak dalam gua, mereka semua berada dalam keputusasaan hingga salah seorang dari mereka berkata, “Sungguh tidak ada yang dapat menyelamatkan kalian dalam bahaya ini, kecuali bila kalian berdoa kepada Allah swt dengan menyebut amal-amal saleh yang pernah kalian perbuat. Kemudian salah seorang berdoa dengan menyebutkan amalan utamanya berupa memuliakan orang tuanya dibanding keperluan anak-anaknya sendiri, kemudian setelah dia uraikan amalannya dia berkata, “Ya Allah, jika aku berbuat itu karena mengharapkan ridha-Mu, maka geserkanlah batu yang menutupi gua ini”, maka bergeserlah sedikit batu itu, tetapi mereka belum bisa juga keluar. Kemudian orang kedua pun melanjutkan doanya yang berkaitan dengan amalan utamanya berupa menghindari diri dari perbuatan zina karena takut kepada Allah, dan dia berdoa, “Ya Allah jika aku berbuat itu karena mengharapkan ridha-Mu, maka geserkanlah batu yang menutupi gua ini”, maka bergeserlah sedikit batu itu. Tapi mereka belum juga bisa keluar, maka orang ketiga pun melanjutkan doanya mengenai amalan utamanya berupa menjaga amanat harta orang lain yang dikelolanya, dan dia berdoa, “Ya Allah jika aku berbuat itu karena mengharapkan ridha-Mu, maka geserkanlah batu yang menutupi gua ini”, maka bergeserlah sedikit batu itu, dan mereka pun bisa keluar dari gua itu. (HR Bukhari dan Muslim).

Dan pernahkah juga saudara mendengar ataupun membaca bagaimana Rasulullah melantunkan doa di kala sangat kritis sewaktu berkecamuknya perang Badar? Saya akan coba menguraikan kembali kisahnya secara singkat. Kala itu setelah meluruskan barisan pasukan kaum muslimin, Rasulullah kembali ke tendanya dengan ditemani oleh Abu Bakar, dan tidak ada seorang pun kecuali keduanya. Lalu Rasulullah bermunajat kepada Rabb-Nya, dengan seluruh jiwanya ia menghadapkan diri kepada Tuhan-Nya, begitu dalam ia hanyut dalam doa.

Dalam permohonannya ia berkata, “Allahumma Ya Allah, ini bangsa quraisy sekarang datang dengan segala kecongkakannya, berusaha untuk mendustakan rasul-Mu. Ya Allah, berilah pertolongan-Mu yang telah Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah, jika Engkau membinasakan kaum kami pada hari ini, tiada lagi yang akan menyembah-Mu.”

Sementara ia hanyut dalam doa sambil merentangkan tangan menghadap kiblat, mantelnya terjatuh. Ketika itu Abu Bakar menyaksikannya lalu meletakkan mantel itu kembali ke bahu Rasulullah, sambil ia berkata, “Wahai Nabi Allah, dengan doamu itu, sesungguhnya Allah pasti memenuhi janji-Nya kepadamu.” Tetapi sungguh pun begitu, Muhammad semakin dalam terbawa dalam aliran doa, dengan penuh ke-tawadhu-an dan kesungguhan hati ia terus memanjatkan doa, memohonkan pertolongan Tuhan-Nya dalam menghadapi peristiwa yang genting, yang oleh kaum muslimin sama sekali tidak diharapkan, dan untuk pertempuran itu pula mereka tidak memiliki persiapan.

Hingga karena letihnya dalam berdoa membuat Rasul tertidur, beberapa saat kemudian beliau terbangun dengan rasa gembira, dan bersabda, “Bergembiralah hai Abu Bakar, sungguh pertolongan Allah telah datang kepadamu. Inilah jibril sedang memegang kendali kuda. Ia menuntun kuda tersebut, dan gigi di depannya terdapat kematian.” Kemudian ia keluar menemui sahabat-sahabatnya, dikerahkannya semangat sambil berkata “Demi Dia yang memegang jiwa Muhammad, setiap orang yang sekarang bertempur dengan tabah, bertahan mati-matian, terus maju dan pantang mundur, lalu ia tewas, maka Allah akan menempatkannya di surga.”

Beberapa waktu lalu saya bertemu rekan lama, dia seorang pengusaha, kulihat sekarang kondisinya lumayan lah, mungkin bisnis yang dikelolanya cukup berhasil.
“Alhamdulillah”, gumamku. Saya ingat beberapa tahun silam dia pernah mengalami suatu ujian yang berat atas perusahaan yang dikelolanya, saat itu sering beliau mencurahkan isi hatinya kepadaku dan menceritakan beratnya ujian yang dialaminya, setelah setumpuk ikhtiar dilakukan, bisnisnya tak kunjung mendapatkan tanda-tanda akan selamat dari kebangkrutan, dan bukan saja bangkrut, bahkan akan terjerat hutang usaha yang sangat besar, dia katakan sekitar puluhan milyar siap untuk menjerat lehernya.

Bukan saja sisi nominal yang membuatnya sesak, tak kalah beratnya yang menjadi beban adalah tanggungan puluhan karyawan yang berada di perusahaannya, intinya menurut beliau pada saat itu adalah masa yang sangat mengguncang jiwanya, makan tak enak, tidur tak lelap, dan segala yang tak enak lainnya menghampiri beliau. Yang kutahu, di sisi yang lain usaha beliau bukan saja terkait pada sektor bisnis, tetapi beliau juga aktif dalam melakukan pembinaan usaha berupa pesantren di suatu desa terpencil, pesantren tersebut tumbuh secara sehat, santrinya sekitar lima ratusan, tetapi jenis usahanya adalah nirlaba, atau tidak dikenakan biaya apa pun terhadap santri yang sekolah di pesantren tersebut. “Usaha pesantren ini untuk cash flow langit”, begitu ujarnya setiap kali saya tanyakan kenapa dia serius sekali mengelola usaha nirlaba ini.

Saya menjadi penasaran dan tercetus keingintahuan bagaimana caranya dia menyelesaikan masalah usahanya pada tahun-tahun silam. Karena saya melihat kondisi saat ini jauh berubah, lebih sukses bila dibandingkan pada saat itu. Beberapa kali kupancing serentetan pertanyaan dari ketidaksabaranku, barulah ia bersedia untuk menceritakan kisahnya …Ya kawan karibku, tiada satu kekuatan yang dapat membantuku saat itu kecuali kekuatan Allah, tiada yang maha pengasih kecuali Allah pula, Dialah yang memberikan jawaban dan jalan keluar kepadaku. Kami ini makhluk yang sangat lemah dan hina, dan Dia lah Maha Kuat dan Maha Kaya. Tiadalah kejadian itu terjadi kecuali menambah kualitas keimanan kami, kami merasakan kasih sayang dan cinta-Nya.

Engkaupun tahu masalah yang kami hadapi saat itu, penuh dengan kesukaran, hati terasa sempit, kami ditinggalkan pula oleh kawan-kawan, tiada pihak yang ingin meringankan masalah kami saat itu, semua pihak menekan, menekan dan menekan setiap waktu. Pada saat usaha kami jatuh, tiada akal lagi untuk mencari apa peluang pengganti usaha kami ini agar bisa melunasi hutang usaha yang berjumlah milyaran itu, sama sekali tidak ada ide, tertutup. Walaupun demikian kami tetap melakukan berbagai ikhtiar mencari solusinya, hingga sampai pada suatu waktu kami pasrah terhadap apapun keputusan-Nya.

Sering kali kami lantunkan doa untuk diberikan jalan keluar atau yang terbaik bagi kami, bahkan ribuan kali kami berdoa, bukan saja di saat sholat, bahkan dalam perjalanan pun tak lupa kami berdoa kepadanya, intinya lidah dan bibir kami basah dengan doa dan pujian. Hari demi hari, minggu demi minggu, dan sekian bulan berlalu dalam kondisi tak menentu. Lalu sampailah pada satu saat aku berdoa di malam hari di tengah semua orang tertidur lelap, bersimpuh dan berdoa kepada-Nya, aku hanya ingat beberapa hadist dan kisah Kekasihku dalam melantunkan doa-doanya. Kemudian dia bercerita mengenai dua kisah di atas.

Aku coba ikuti cara Kekasihku, Muhammad, dalam berdoa pada saat-saat yang genting, dan kusesuaikan redaksi doanya dengan kondisiku. “Ya Allah, Engkau Maha Tahu kondisi kami ini, kami sedang dibebani masalah, dan Engkau tahu pula bahwa dari hasil usaha yang kami upayakan kami kelola pula sebuah usaha pesantren, Engkau tahu kami tidak memungut biaya apapun pada mereka.”

Jika memang amal ibadah tersebut kami lakukan hanya untuk meraih keridhoan-Mu, mohon Ya Allah berilah jalan keluar untuk kami. Ya Allah, kami khawatir jika engkau tidak membantu hamba-Mu ini, kami khawatir keberlangsungan pesantren kami terhenti, akan ke mana perginya santri-santri tersebut. Ya Allah, aku sayang mereka, kami iba dengan wajah mereka, curahkan kasih sayang-Mu pada mereka, dengan menolong usaha kami Ya Allah. Engkaulah yang Maha Mengetahui hati hati kami, ikhlaskanlah hati kami, dan lapangkan hati kami apapun yang engkau putuskan, dan kami yakin apapun keputusan-Mu adalah yang terbaik bagi kami.

Tak kusangka doanya tersebut membuat jiwaku bergetar dan tak kuasa emosiku terlibat, nyaris kupeluk sahabatku itu, luar biasa makna dari doa tersebut. Kemudian dia lanjutkan kembali, “Setelah kulantunkan doa tersebut, tak kusangka dalam waktu yang sangat singkat kasih sayang-Nya telah membuka sebuah jalan keluar yang tidak terduga, ibarat pintu gua yang tidak mungkin terbuka dalam kisah yang kuceritakan itu dengan izin-Nya menjadi terbuka”. Sambil menahan emosi, ia melanjutkan, “Tiba-tiba seorang relasi kami menawarkan suatu bisnis yang terbilang besar yang tidak pernah tersentuh oleh perusahaanku, bahkan bisnis tersebut di luar kapasitas secara materi maupun keahlian yang kami punya. Kala itu kami pikir bahwa peluang bisnis tersebut pastilah sudah diatur pemenangnya, paling-paling kalau ikut partisipasi juga, ya paling tidak hanyalah mengarak pemenangnya saja. Saat itu, benar-benar aku tidak tertarik untuk memprosesnya. Kudiamkan saja. Tapi peluang itu datang lagi, datang lagi dan hadir kembali. Karena sering kali peluang yang sama itu selalu hadir, kucoba beranikan diri untuk memprosesnya.

Apa yang terjadi selanjutnya sungguh ku tak pernah menduganya. Kami mendapati ribuan kemudahan, kami memperoleh proyek tersebut dengan mudah, karena hanya perusahaan kami yang mengajukan proposal tender tersebut dan tidak ada pesaing sama sekali! Ke mana para competitor yang besar? Ke mana mereka semuanya? Muncul keanehanku saat itu.

Bila Dia memutuskan sesuatu, tidak ada pihak pun yang akan mampu menghambat-Nya! Ini semuanya kemudahan dari-Nya, Dia permudah seluruh proses tersebut. Dan dalam jangka waktu yang singkat kami mendapati keuntungan tiga kali dari jumlah hutang kami! Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Begitulah dia menceritakannya dengan penuh keharuan. Selanjutnya kutahu, temanku itu menjadi orang yang selalu bersyukur dan dia yakin sekali bahwa pesantren tersebut telah menjadi amal andalan yang telah menjadi perantara doanya. Kabar terakhir yang kuterima, pesantren tersebut menjadi semakin besar dan megah walaupun para santrinya tidak pernah terbebani oleh biaya apapun.

Nah, bagi para enterpreneur, tidak selamanya masa-masa menyenangkan hadir dari kehidupan seorang pengusaha, adakalanya masalah yang banyak terjadi justru sebuah ujian yang tidaklah ringan. Keberhasilan itu hadir setelah melewati masa masa sulit. Bukankah layangan akan terbang tinggi bilamana ada angin yang menerpanya? Atau mungkin, bagi seorang pengusaha, janganlah berpikir hanya mengembangkan usaha untuk meraih keuntungan materi saja, tetapi cobalah mulai dipikirkan sebuah usaha alternatif yang bermanfaat buat orang banyak, yang akan dijadikan cash flow langitnya. Bisa saja usaha-usaha tersebut akan dan telah menjadi amalan andalan, yang bilamana kita terhimpit suatu masalah ataupun ujian yang berat, bisa dijadikan perantara atau tawasul untuk permohonan doa kita kepada Allah.

Terakhir, selamat berdoa. Allah Maha Mendengar rintihan hamba-hamba-Nya.

Untuk rekan-rekanku seperjuangan, saya hanya katakan bahwa jalan itu masih panjang! Masih banyak peluang dan kesempatan.

Selasa, 04 Juni 2013

Kenali Potensi Dan Kreatiflah



Setiap manusia tentu memiliki potensi yang berbeda-beda. Allah telah menghadiahkan kita dengan sejuta potensi secara cuma-cuma, yang dapat kita kelola kapan saja. Potensi yang dapat kita arahkan untuk meraih segala cita-cita, dan menggapai kesuksesan nyata.  Kenalilah dan carilah segala potensi yang kita punya, karena hanya kita sendirilah yang sepenuhnya mengetahui di mana letak dan seperti apa potensi diri kita. Kembangkanlah segala kreativitas yang ada, yang merupakan sahabat sejati bagi potensi tersebut. Kreatiflah untuk mengembangkan segala potensi, karena saya yakin masih banyak potensi yang tersimpan di dalam jiwa sahabat-sahabat semua, dimana potensi itu jika kita pintar mengolah dengan penuh kreativitas akan membawa perubahan pada kehidupan kita semua.

Dan jika sampai hari ini masih ada yang bingung dan belum juga menemukan di mana letak potensi dirinya, jangan malu dan sungkan…cobalah bertanya dan sharing kan kepada orang-orang terdekat, mungkin orang tua, saudara, sahabat, atau orang-orang terdekat lainnya. Ajak mereka diskusi untuk bisa ikut membantu merumuskan potensi-potensi yang masih mengendap di diri kita. Rangkullah mereka untuk ikut andil dalam mengembangkan kreativitas potensi kita, sehingga akan mempermudah bagi kita untuk mengenali segala potensi yang ada. Siapa tahu dengan cara berdiskusi dan bertukar pikiran, kita bisa mendapatkan ide-ide kreatif yang mampu mengajak kita pada sebuah peluang usaha dan jalan bagi kita untuk membuka kunci dreamlist-dreamslist kita. Jangan pernah berpikir dan merasa bahwa potensi itu tidak ada pada diri kita, dan beranggapan menjadi kreatif itu sangatlah sulit. Tetapi berpikirlah bahwa sejuta potensi kita punya, dan untuk mendatangkan segudang kreativitas kita mampu melakukannya. Walaupun itu semua tak semudah seperti kita membalik kedua tangan milik kita. Terus berusahalah sampai kita benar-benar bisa mengenali, menemukan, serta menggalinya, dan bacalah kemampuan diri karena potensi dan kreativitas itulah nantinya yang akan membawa kita untuk menuju ke jalan selanjutnya.

Jika kita bisa mengenali seperti apa potensi yang kita miliki, tentunya akan mudah bagi kita untuk mengembangkan segala kreativitas yang ada di tangan kita. Menjadilah pribadi yang kreatif yang memiliki sejuta rencana. Kemudian, selalu caslah baterei semangat pada diri kita, dan manfaatkanlah segala isi muka bumi yang telah Allah sediakan. Motivasilah diri, mulailah dari sekarang untuk berlari dan mencari orang-orang yang mampu membantu serta memberi inspirasi bagi kita untuk mengembangkan segala potensi yang ada. Janganlah selalu mengurung diri sendiri di kamar atau di tempat yang sunyi tanpa menghasilkan manfaat sama sekali, kecuali jika di waktu sepertiga malam akhir kita bermunajat kepada Sang Maha Pencipta untuk meminta kemudahan di atas segala urusan bumi. Karena perlu diketahui, bahwa kesunyian adalah virus yang paling ganas yang dapat membunuh segala potensi yang dimiliki, mengaburkan segala kreativitas yang tersembunyi, dan  membuat diri kita terlempar jauh dari pergaulan orang-orang kreatif di muka bumi ini. Tentunya kita tidak ingin bukan mati secara sia-sia tanpa meninggalkan arti?? Segalanya menjadi musnah sebelum kita sempat menggapainya disini.

Tunggu apalagi, lebih baik jika kita segera menyatukan pandangan, pendengaran, dan hati untuk cepat bergerak dan menyerukan, “bahwa saya harus mampu berdiri dan berlari, menggapai segala mimpi, karena sekaranglah waktunya saya harus berjalan untuk mengenali segala potensi dan menwujudkannya dengan langkah yang nyata demi kemenangan sejati”. Sekaranglah waktunya berkreasi, menjadi kreatif untuk menggapai segala mimpi guna kesuksesan yang di ridhoi. Berjalanlah di bumi yang sangat luas ini dengan semangat ikhtiar dan doa yang tinggi, petiklah dan manfaatkanlah segala keindahan beserta seluruh isi bumi yang Allah disediakan dengan potensi yang kita miliki. Karena saya sangat menyakini, kita semua pastilah punya sejuta potensi, potensi untuk bisa meraih kebahagiaan dan mendapatkan kesuksesan yang tidak hanya sekedar mimpi. Apalagi yang dipikirkan, cepat jangan sia-siakan karunia yang Allah berikan, segeralah bangkit dan mulailah berkreativitas dengan potensi yang dimiliki untuk sebuah kemenangan bagi pertarungan hidup kita di dunia ini dan pastinya juga untuk kemenangan hidup di akhirat nanti. So….bergeraklah sekarang juga, kenali potensi dan selalu kreatiflah untuk menjadi pemenang yang sejati, dan bukan hanya sekedar pemenang di alam mimpi.