Selalu ada harapan bagi mereka yang berdoa. Dan selalu ada jalan bagi mereka yang berusaha

Sabtu, 04 Agustus 2012

Semua Tentang Cinta


Jangan pernah menyangka bahwa tulisan ini akan bercerita tentang kisah dua anak manusia, karena disini penulis bukan seorang ahli sastra. Tapi tulisan ini hanya ingin berkisah tentang Tuhan dan seorang hamba-Nya, bagaimana kecintaan Tuhan terhadap hamba-Nya, dan bagaimana pula seorang hamba harus mengabdikan cinta kepada Tuhannya. Karena begitu banyaknya cerita yang hadir lewat lukisan terindah-Nya, dan setiap manusia sudah tentu mempunyai cerita yang tidak selalu sama dengan manusia lainnya. Lewat lukisan-Nya, terkadang Allah menegur kita dan membuat sadar betapa kita membutuhkan-Nya.

Cinta sejati dan cinta yang hakiki adalah mencintai Allah dan Rasul-Nya. Dan alangkah tak pantas kiranya jika cinta kita kepada yang lainnya melebihi cinta kepada Tuhannya. Memang sulit mendefinisikan apa itu cinta? Banyak beragam yang mengartikan tentang cinta menurut berbagai macam persepsi manusia, tetapi ada sebagian yang tak jelas maknanya. Karena itulah, cinta tidak bisa dideteksi seperti apa bentuk dan keberadaannya. Akan tetapi, bagi seorang hamba yang hatinya telah tertawan oleh cinta Tuhan-Nya, ia bisa merasakan bahwa ada cinta di dalam setiap lukisan Tuhannya yang penuh dengan cerita yang beraneka. Karena cinta kepada Allah dan Rasul-Nya adalah ciri orang yang bertaqwa, dalam keadaan apapun hanya cinta Allah yang bersarang di dadanya, serta mencintai Rasul-Nya, mencintai seseorang dan yang lainnya hanya karena Allah semata. Itulah seyogyanya hakikat cinta hamba terhadap Tuhan-Nya. Dan dari situ, sudah pasti Allahpun akan membalas segala cinta hamba-Nya.

Dari Abi Hurairah berkata, bahwasanya Rasulullah bersabda; “Jika Allah mencintai seorang hamba, Dia akan menyeru malaikat Jibril dan berfirman; “Wahai Jibril, sesungguhnya Aku mencintai si Fulan, maka cintailah dia,’maka malaikat Jibrilpun mencintainya, kemudian Jibril berseru kepada penghuni langit; “Sesungguhnya Allah mencintai si fulan, maka cintailah dia,’maka penghuni langitpun mencintainya, lalu dijadikan untuknya penerimaan baik atau simpati di bumi.” (HR. Bukhori dan Muslim)

Itulah salah satu bentuk kecintaan Tuhan kepada hamba-Nya, jika Ia telah mencintai seseorang maka Ia akan berseru kepada seluruh penghuni langit dan bumi untuk senantiasa ikut mencintainya. Kecintaan-Nya kepada hamba-Nya melebihi dari segalanya. Lantas sekarang, bagaimana dengan keberadaan cinta kita kepada-Nya?? Sudahkah cinta yang kita punya, kita serahkan secara total hanya untuk-Nya? Setidaknya setiap tindakan, langkah, dan apa yang kita punya semata-mata hanya karena-Nya.

“Tidak ada amalan yang paling aku cintai dari hamba-Ku kecuali apa yang telah diwajibkan kepadanya. Dan Aku mencintai hamba-Ku yang senantiasa mendekatkkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunah.” (HR. Bukhari)

Terkadang Tuhan menyampaikan kata cinta-Nya melalui sebuah musibah dan masalah, terkadang juga Tuhan menyampaikannya lewat kegembiraan dan kabar bahagia. Akan tetapi, semua itu tergantung pada manusianya dapatkah ia merasakan bahwa apa yang diberikan itu adalah sebuah kasih sayang dan tanda kecintaan Tuhan terhadapnya. Tak begitu banyak manusia yang bisa merasakannya, kebanyakan dari kita yang lupa ketika diberi kegembiraan dan kabar bahagia dan seringkali tidak terima bahkan berkeluh kesah ketika diberikan sebuah musibah dan masalah. Akan tetapi, lain bagi seorang hamba yang hatinya telah mencintai Tuhannya, semua kegembiraan dan kabar bahagia itu tidak menjadikannya lupa, bahkan akan menjadikannya semakin bertambah rasa syukurnya terhadap Tuhannya. Dan ketika dihantarkan sebuah musibah dan masalah, akan semakin bertambah keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhannya. Itulah semestinya balasan cinta seorang hamba terhadap Rabbnya.

Lihatlah bagaimana cara Allah mencintai hamba-Nya, keindahan dan kasih sayang-Nya selalu terlihat dimanapun berada dan mendahului keadilan-Nya. Kekuatan-Nya mendahului rahmat-Nya di semua peristiwa. Tak pernah pula terlihat Allah mengingkari semua janji yang telah diucapkan di setiap firman-Nya.

Dengan mencintai Allah, akan menghantarkan kita pada sebenar-benarnya kehidupan dan  kebahagia yang sejati adanya. Semakin besar kita mencintai-Nya maka semakin besar pula rasa kecintaan-Nya kepada hamba-Nya. Semakin kita dekat kepada-Nya maka semakin dekat pula diri-Nya kepada kita, dan sebaliknya semakin jauh kita kepada-Nya maka semakin jauh pula Dia kepada hamba-Nya.  Mari, berpalinglah hanya kepada Allah Yang Maha Cinta yang akan mencurahkan cinta sampai titik ketertakhinggaan. Dan jadikan cinta kepada-Nya menjadi cinta yang lebih utama agar kita terhindar dari tipu dunia. Dan mencintai apapun yang kita punya serta siapapun karena Allah tanpa presesti adanya, insyaallah akan menumbuhkan  kecintaan pada hati-hati yang lain dengan sendirinya. Dan selanjutnya wa’allahu alam bisawab, Allah yang berkuasa di atas segalanya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar